ANALISIS
STRUKTURAL PUISI
Dosen Pengampu:
M Shoim Anwar, M.Pd.
Mata Kuliah:
TEORI SASTRA
Oleh :
2016 B/kelompok
5
1.
Rosi
Anisa Putri (165200041)
2.
Zahrotul
Widad (165200046)
3.
Muhammad
Asroril Ibad (165200058)
4.
Apolinaris
Komul (165200062)
5.
Yuliana
Irene G (1652000100)
PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PGRI ADI BUANA
SURABAYA
2017
ANALISIS STRUKTURAL PUISI
Analisis struktural puisi adalah analisis puisi ke dalam
unsur-unsurnya dan fungsinya bahwa setiap unsur itu mempunyai makna hanya dalam
kaitannya dengan unsur-unsur lainnya, bahkan juga berdasarkan tempatnya dalam
struktur.
Analisis struktural meliputi, struktur fisik dan struktur
batin puisi. Struktur fisik (surface structure) terdiri dari
perwajahan puisi (tipografi), diksi, imaji, kata konkret, gaya bahasa,
rima dan irama. Sedangkan struktur batin (deep structure) terdiri dari
tema (sense), rasa (feeling), nada (tone), dan amanat (intention).
1.
Struktur
fisik (surface
structure)
Struktur fisik pada puisi
meliputi:
a) Perwajahan puisi (tipografi)
Tipografi merupakan bentuk fisik atau penyusunan
baris-baris dalam puisi.
Peranan tipografi dalam puisi adalah untuk menampilkan aspek artistik visual dan untuk menciptakan nuansa makna tertentu. Selain
itu, tipografi juga berperan untuk menunjukan adanya loncatan gagasan serta
memperjelas adanya satuan-satuan makna tertentu yang ingin dikemukakan penyair.
b) Diksi
Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat
mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin.
Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi,
dan urutan kata.
c) Imaji
Imaji, yaitu kata
atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti
penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan
imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca
seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
d) Kata konkret
Kata kongkret,
yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya
imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata
kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan
kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi,
kehidupan, dll.
e) Gaya bahasa
Gaya bahasa, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu
(Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis,
artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Gaya
bahasa disebut juga majas. Adapun macam-macam majas antara lain metafora,
simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora,
pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto,
totem pro parte, hingga paradoks.
f) Rima dan irama
Rima adalah
persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
Sedangkan irama adalah lagu kalimat yang digunakan penyair dalam
mengapresiasikan puisinya.
2. Struktur batin (deep structure)
Struktur
batin pada puisi meliputi:
a) Tema (sense)
Media
puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka
puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna
keseluruhan.
b) Rasa (feeling)
Rasa (feeling), yaitu sikap
penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. perasaan merupakan unsur ekstrinsik puisi yang paling
mewakili perasaan pengarang, ekspresi dapat berupa kerinduan, kegelisahan, atau
pengagungan kekasih, alam, atau sang Khalik.
c) Nada (tone)
Nada (tone),
yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan
rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja
sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja
kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
d) Amanat (intention)
Amanat adalah pesan yang
disampaikan pengarang melalui penulisan puisi. amanat yang hendak disampaikan
oleh pengarang dapat ditelaah setelah kita memahami tema, rasa, dan nada puisi.
tujuan/amanat merupakan hal yang mendorong pengarang untuk menciptakan puisi.
Amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun dan tema yang diungkapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Herwan, FR.2005. Apresiasi dan
kajian puisi. Serang: Gerage Budaya.
Nurgiyantoro, Burhan.2007. Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Ensen.2014.”TeoriStruktural”.Dalam http://duniasastradanbahasaindonesia.blogspot.com/2014/04/teori-struktural.html (diakses pada tanggal 31 Maret 2017)
Komentar
Posting Komentar